This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 02 Juli 2009

Sensasi Green Canyon



Obyek wisata alam Green Canyon merupakan objek wisata yang memiliki beraneka ragam pesona dan daya tarik wisata yang mampu menarik puluhan ribu wisatawan setiap tahun.

Objek wisata alam Green Canyon terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sekitar 31 km dari Objek Wisata Pangandaran ke arah selatan. Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan bisa menempuh melalui jalan darat dan udara. Karena, objek wisata ini berdekatan dengan Bandara Udara Nusawiru.

Green Canyon pada mulanya hanya sebuah tempat yang memiliki potensi ragam panorama alam, berupa aliran air Sungai Cijulang, tepat di hulu sungai terdapat sebuah gua yang terbentuk oleh sebuah jembatan tanah memiliki stalaktit dan stalaknit yang sangat menakjubkan, aliran air yang jernih akibat kedalaman terlihat memantulkan warna kehijauan, serta diapit dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan.

Keindahan alam tersebut ternyata mampu menarik perhatian orang banyak. Untuk itu, masyarakat setempat berinisiatif mengelola tempat itu secara tradisional. Seiring peningkatan pengunjung, pada 1986 silam, kawasan tersebut diputuskan untuk dikelola desa, melalui sebuah lembaga yang terbentuk, yakni Lembaga Kerja Masyarakat Desa (LKMD).

Kawasan tersebut ditetapkan menjadi tempat wisata, setelah Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis mengambil alih pengelolaan pada 1991 lalu. Untuk meningkatkan pengelolaan wisata, pada 1996 dibentuklah sebuah organisasi kepariwisataan Objek Wisata Green Canyon, yang terdiri atas petugas Disbudpar dan Kelompok Masyarakat Penggerak Pariwisata (Kompepar). Di bawah pengelolaan organisasi kepariwisataan gabungan ini, sepanjang tahun puluhan ribu pengunjung berdatangan ke tempat tersebut.

Nama Green Canyon sangat akrab disapa masyarakat. Semula masyarakat setempat menyebutnya Cukang Taneuh (Jembatan Tanah) karena tepat di hulu aliran Sungai Cijulang, terdapat sebuah jembatan tanah selebar tiga meter,dengan panjang 40 meter.

Jembatan yang menghubungkan dua tebing di atas aliran air sungai itu membentuk sebuah terowongan, yang disebut Green Canyon. Nama itu, pertama kali dilontarkan pengunjung (turis) asal Amerika bernama Bill Joness (Bill John), pada 1989 lalu.

Bill Joness sempat menyusuri lokasi tersebut menggunakan perahu kayuh tanpa mesin, sepulang dari perjalanannya, dia memberikan komentar sungai tersebut memiliki kesamaan dengan Green Canal di Colorado Amerika Serikat, atau Okazaki, Kyoto, Jepang, dan disebutlah sungai itu Green Canyon.

Objek wisata alam Green Canyon memiliki 2 dermaga perahu yang masingmasing memiliki fungsi berbeda. Dermaga 1 berfungsi tempat pemberangkatan perahu beserta wisatawan yang hendak melakukan perjalanan menuju objek wisata alam Green Canyon. Dermaga ini terletak di Dusun Ciseureuh, Desa Cijulang.

Sementara, dermaga 2 berfungsi sebagai tempat peristirahatan perahu dan wisatawan yang hendak melakukan perjalanan wisata menuju Green Canyon, terutama apabila di daerah wisata sudah tidak menampung perahu beserta wisatawan. Dermaga 2 terletak di dekat lokasi wisata Green Canyon, jarak dari Dermaga 1 ke Dermaga 2 sekitar 3,5 km.

Untuk sampai di kawasan wisata Green Canyon, pengunjung harus menaiki perahu dengan membayar tiket seharga Rp75.000 per perahu. Sekali jalan maksimal diisi 5 penumpang, perahu-perahu itu selalu stand by di dermaga 1 di bawah pengelolaan Kompepar. Bagi pengunjung yang tidak bisa berenang, nakhoda perahu selalu menyiapkan pelampung agar terhindar risiko terburuk.

Sepanjang perjalanan menyusuri aliran air Sungai Cijulang dari dermaga hingga menembus gua menghabiskan waktu 15-20 menit. Saat berada dalam perahu, pengunjung dihadapkan dengan pemandangan dua bukit kokoh berupa bebatuan dan rimbunnya pepohonan. Beberapa bukit yang dilalui sesekali serasa menyempit dan melebar akibat pengaruh kecepatan perahu. Tidak jarang ditemukan ada kedua bukit yang menikung (berbelok), ketinggian bukit mencapai 20-30 meter. Ada pula yang terlihat hanya hamparan tanah dipenuhi rumput dan lumut. Pesona lain, dapat dirasakan dengan kondisi air yang tenang.

Suasana di sekitar sungai begitu sunyi dan menantang. Sesekali rasa gugup menghampiri. Sepanjang perjalanan, suara yang terdengar hanya suara yang timbul dari mesin yang ditempel pada bagian belakang perahu. Sesekali terdengar pula suara kicau burung, tetapi sangat langka. Hewan yang terdapat di Green Canyon dilindungi pemerintah. Umumnya, hewan langka seperti ular kobra, monyet, burung jalak, ikan hias, dan buaya. Dalam perjalanan menuju gua, sejumlah hewan itu kerap dijumpai di tepitepi bukit.

Selain hewan, banyak pula tumbuhan yang dianggap langka dan unik, yaitu semacam tanaman paku-pakuan dan jenis lelumutan. Namun, tumbuhan yang mendominasi sepanjang aliran sungai selain pohon kelapa, terdapat pohon jambu kopo (sejenis jambu air berwarna putih). Pohon itu hanya berbuah saat menjelang pergantian musim dari penghujan menuju musim kemarau, musim buah sudah terlewat sekitar satu bulan lalu.

Setelah menempuh perjalanan air, sampailah di gua Green Canyon. Suasana terasa sejuk penuh nuansa petualang. Perahu yang membawa wisatawan, hanya bisa mengantar hingga di bawah gua. Selanjutnya pengunjung harus turun menapaki cadas kokoh, di antara dua tebing yang menjulang sangat tinggi. Aliran air menetes berjatuhan terasa mendarat membasahi kepala dan punggung saat berada di bawah gua.

Petualangan yang menantang tidak hanya sampai di gua. Tempat lainnya adalah air terjun pelatar atau air terjun abadi. Dinamakan air terjun abadi karena selain memiliki keindahan alam tersendiri, airnya tidak pernah berhenti mengalir sepanjang masa dari atas dinding bebatuan gua Green Canyon. Selain itu juga ada batu payung. Batu ini mempunyai bentuk yang unik seperti payung

Tips dan Trik ke Green Canyon


Peta dan Rute:



Jakarta - Bandung - Tasikmalaya - Pangandaran -- 393 km * Bis
Semarang - Cirebon - Ciamis - Pangandaran -- 448 km * Bis
Yogyakarta - Purwokerta - Banjar - Pangandaran-- 385 km * Bis
Cilacap - Banjar - Pangandaran --172 km * Bis
Cilacap - Kalipucang - Pangandaran -- 70 km * Kapal laut + Bis
Bandung - Tasikmalaya - Pangandaran -- 236 km * Kereta Api + Bis
Surabaya - Yogyakarta - Banjar - Pangandaran -- 510 km *Kereta Api + Bis

Pangandaran Map:



How to get there:
kira kira 30 menit dari Pangandaran pake Sepeda Motor. Kalo gak ada speda motor lebih baik naik bis dari terminal pangandaran atau angkutan pedesaan ongkos sekita Rp. 5ribu/orang kemudian turun di terminal Cijulang, dan nyambung aja ojek max Rp. 10.000 (cuma 10 menit ko dari terminal cijulang).

Entrance Fee:
Ongkos Masuk kalo ga salah 70ribu/perahu max 8 orang. Berlokasi di kecamatan Cijulang yang juga dekat dengan Batukaras sekitar 20 menit lagi dari lokasi Green Canyon

Penginapan:
Tidak ada karena hanya sebagai objek wisata transit saja, yang biasanya turis stay di Pangandaran kemudian explore sekitarnya. Tapi diaranakan kalau mau stay di penginapan berlokasi di Batukaras rate berkisar dari 20-70ribu, so beautiful deh dan jauh dari keramaian turis.

What to wear:
Baju renang dan jangan pula pake sneaker karena cukup licin dan lumayan terjal. Baju ganti dan juga tentunya topi dan jaket supaya tidak kena cipratan air air yang mengucur dari atas bebatuan.

Others:
Fasilitas MCK untuk shower ada disana hanya dengan Rp. 2000 bisa mandi sepuasnya.
Warung2 makan juga banyak dan cukup murah dan enak buat yang suka masakan sunda.
Toko cindera mata.

Tips:
Saat terbaik untuk bisa menikmati keindahan Green Canyon adalah beberapa saat setelah masuk musim kemarau. Karena jika pada musim hujan, dikhawatirkan airnya menjadi coklat karena tercampur air hujan dan arus sungai menjadi kencang. Bulan Juli sampai dengan Agustus adalah saat yang terbaik untuk berkunjung.

ILLUMINATI